Hal-Hal yang Dimakruhkan Dalam Sholat (Part 2)

Sholat Berjamaah

Termasuk juga perkara-perkara yang dimakruhkan dalam shalat adalah sebagai berikut: 3. Mengikat atau mengumpulkan rambut dan menyingsingkan ujung pakaian ditengah-tengah sholat. Berdasarkan keterangan dari Abi Rofi’, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam melarang seorang laki-laki sholat dalam keadaan rambutnya terikat.” (HR. Ibnu Majah). Para ulama menjelaskan, bahwa larangan ini dikhususkan bagi laki-laki saja. Hendaknya ia meninggalkan atau membiarkan rambutnya sujud bersamanya. Larangan ini juga berlaku untuk orang yang disibukkan dengan rambutnya ketika sholat, yaitu mengumpulkan atau menyingkapnya. Kemudian juga disebutkan dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: أمرت أن أسجد على سبعة أعظم ولا أكف ثوباً ولا شعراً “Aku diperintahkan bersujud diatas tujuh bagian anggota badan, dan aku tidak mengumpulkan (menyingkap, menyingsingkan) pakaian dan rambut.” (HR. Bukhori dan Muslim) Namun yang disunnahlkan adalah meninggalkan pakaian terjulur dengan sendirinya. Hikmah dari larangan ini adalah agar kita tidak tersibukkan dengan hal-hal tersebut ketika sholat. Dan menyingkap pakaian serta mengumpulkan rambut ketika sholat menunjukkan gestur kesombongan. 4. Shalat bersamaan dengan telah tersajinya makanan dan sangat ingin menyantapnya. Tentunya hal ini dapat membuat diri tersibukan dengan memikirkan hal tersebut dan kehilangan konsentrasi dalam shalat. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu ma ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: إذا وضع عشاء أحدكم وأقيمت الصلاة، فابدؤوا بالعشاء ولا يعجل حتى يفرغ منه “Apabila makan malam salah seorang di antara kalian telah tersaji, sedangkan sholat telah ditegakkan, maka mulailah (dahulukan) makan malam tersebut. Dan janganlah ia tergesa-gesa sampai selesai menyantap makanan tersebut.” (HR. Bukhori dan Muslim). 5. Shalat dalam keadaan mengantuk berat, menahan kencing dan buang air besar. Karena dalam keadaan ini, tidak mungkin seseorang bisa maksimal dalam memberikan hak shalat yaitu khusyu’ dan menghadirkan hati. Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda, لا صلاة بحضرة طعام، ولا هو يدافعه الأخبثان”. أي البول والغائط “Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, tidak pula bagi orang yang menahan dua hal yang kotor (kencing dan buang air besar).” (HR. Muslim: 560) Kemudian keterangan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: إذا نعس أحدكم – وهو يصلي – فليرقد حتى يذهب عنه النوم، فإن أحدكم إذا صلى وهو ناعس،لا يدري لعله يستغفر فيسب نفسه “Apabila salah seorang di antara kalian mengantuk dan ia dalam keadaan shalat, maka hendaknya ia tidur terlebih dahulu sampai hilang rasa kantuknya. Karena apabila salah seorang di antara kalian tetap shalat, sedangkan ia dalam keadaan mengantuk, ia tidak tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun, namun ternyata malah mencela dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) Alhamdulillah demikianlah beberapa perkara yang dimakruhkan dalam shalat, walaupun tidak semuanya bisa kita sebutkan. semoga bermanfaat. Madinah, 16 Rajab 1446 H / 16 Januari 2025 Ustadz Muhamad Pino Bahari – Pengajar DAFI Pesantren Al Qur’an Science / Mahasiswa Universitas Islam Madinah Referensi:

Hal-Hal Yang Dimakruhkan Dalam Sholat (Part 1)

Kaidah: Segala sesuatu yang menyelisihi perkara sunnah dalam sholat, maka masuk dalam cakupan makruh. Sedangkan pengertian makruh dalam hal ini adalah: segala sesuatu yang berpahala apabila ditinggalkan oleh orang yang sholat, namun tidak ada hukumannya jika dilakukan. Contohnya meninggalkan takbir intiqol adalah perkara yang makruh, karena melakukannya termasuk sunnah dalam sholat. Contoh lainnya adalah tidak membaca do’a iftitah. Namun ada perkara lain yang disunnahkan untuk dijauhi, dan makruh apabila dilakukan oleh orang yang sholat, diantaranya adalah: 1. Menoleh saat sholat dengan memalingkan leher dan wajah tanpa adanya keperluan. Abu dawud meriwayatkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: لا يزال الله عز وجل مقبلاً على العبد في صلاته ما لم يلتفت، فإذا التفت انصرف عنه “Allah akan senantiasa menghadap hambanya ketika sholat selama dia (hamba) tidak memalingkan wajahnya, apabila dia berpaling, maka Allah akan berpaling darinya”. (HR. Abu Dawud. 909). Kemudian Nabi shallallahu ‘alai wa sallam ketika ditanya oleh ‘Aisyah mengenai berpaling, lantas beliau menjelaskan: هو اختلاس يختلسه الشيطان من صلاة العيد “Itu adalah pencurian yang dilakukan oleh syaitan dari sholat seorang hamba”. (HR. Bukhari. 718). Selain itu, menoleh ketika sholat juga bertentangan dengan  sifat khusyu dalam sholat. Adapun jika ada keperluan untuk menoleh seperti mengawasi musuh dalam sebuah peperangan, maka tidak dihukumi sebagai hal yang makruh. Hal ini sebutkan dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh Abu Dawud. Namun ini dikhususkan apabila seseorang menoleh dengan hanya memalingkan wajah atau leher, apabila menoleh dengan memalingkan dada sehingga berpaling dari arah kiblat, maka sholatnya batal karena meninggalkan rukun sholat, yaitu menghadap arah kiblat. Adapun mencuri pandangan dengan mata tanpa menoleh, maka tidaklah mengapa. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. 2. Memandang ke arah langit. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: ما بال أقوام يرفعون أبصارهم إلى السماء في صلاتهم؟ ثم قال: لينتهن عن ذلك أو لتخطفن أبصارهم “Mengapa orang-orang mengangkat pandangan mereka ke langit ketika mereka sholat?” Kemudian beliau berkata: “Hendaklah mereka benar-benar berhenti melakukan hal itu (memandang ke langit), atau pandangan mereka akan dicabut selamanya” (HR. Bukhari. 717). Bersambung in sya Allah. Semoga Allah merahmati kita semuanya. Madinah, 10 Rajab 1446 H / 10 Januari 2025 Ustadz Muhamad Pino Bahari – Pengajar DAFI Pesantren Al Qur’an Science / Mahasiswa Universitas Islam Madinah Referensi:

Kolaborasi & Sinergi, Berikhtiar Bersama Memuliakan Penghafal Al Qur’an

Pembinaan walisantri bulan November ini terasa spesial, para walisantri diundang langsung datang ke pesantren putri Sarirogo, Sidoarjo. Parenting yang diselenggarakan pada 23 November 2024 ini mengangkat tema tentang Sinergi dan Kolaborasi Kunci Sukses Syiar Mendukung Penghafal Al Qur’an dengan tujuan mempererat dan menyamakan persepsi akan pentingnya kerjasama antara walisantri dan pesantren dalam mengantarkan para santri Penghafal Al Qur’an. Cita-cita besar para santri yatim/dhuafa yang saat ini berjuang dalam menghafalkan Al Qur’an harus senantiasa kita dukung, kuatkan, dan bantu wujudkan ke depan. Oleh karena itu, dalam pertemuan kali ini Ustadz Rian sebagai pemateri yang juga Manajer Program dan distribusi dari Dompet Al Qur’an Indonesia menekankan harus bangga dan berusaha menjaga amanah sebagai penerima beasiswa. “Banyak di luar anak yang kurang beruntung tidak mendapatkan apa yang putra/putri bapak dan ibu dapatkan (beasiswa), Jadi harus bersyukur, bangga, dan bekerjasama dengan pesantren untuk kemajuan ke depan”, pesan ustadz Rian. Sampai saat ini, 76 santri binaan pesantren dalam berbagai kategori yang menerima beasiswa penuh 100% masih belum terpenuhi secara menyeluruh. Sehingga kontribusi walisantri dalam menggerakkan dan mempublikasikan setiap program ke masyarakat luas diharapkan dapat menjadi kunci syiar dakwah dalam kebaikan juga dapat membantu pesantren dalam memenuhi kebutuhan para santri Binaan. Salah satu Walisantri yang hadir, juga menyampaikan terima kasih dan dengan semangat membantu menjadi agen syiar kebaikan untuk para penghafal Al Qur’an, “Bismillah, insyaallah ustadz akan kami tawarkan ke lingkungan kami, dan semoga bisa membantu DAFI dan ke depan tetap ada kuota beasiswa untuk calon santri yang membutuhan. Dan yang terpenting, perjuangan dalam memajukan penghafal Al Qur’an tidak boleh padam”, pungkas salah satu walisantri binaan tersebut. Masih banyak santri yatim/dhuafa dan berprestasi yang membutuhkan dukungan kita semuanya untuk mewujudkan cita-cita mulia mereka. Mari bergabung menjadi bagian yang turut andil dalam program mewujudkan generasi masa depan Indonesia dengan akhlak Qur’ani dengan sedikit menyisihkan dari rezeki kita untuk mereka.

Kematian Mulia

Renungan Jum’at pagi 13 JUMADIL-AWWAL 1446 H QS.AR-RA’DU 19-24 Bismillah Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu Saudara sekalian, Kita semua berjalan menuju kematian, Setiap detik dari hidup adalah selangkah menuju kematian, Menuju kematian mulia memerlukan ilmu, kesadaran, persiapan dan perjuangan. Berikut contoh-contoh kematian mulia, antara lain : 1. Wafat syahid dijalan Allah. 2. Wafat tanpa syirik dan tanpa durhaka kepada ibu dan bapak. 3. Wafat setelah bersabar menderita penyakit yang lama. 4. Wafat setelah atau saat beribadah atau beramal shaleh kepada Allah. 5. Wafat setelah mengoptimalkan kesempurnaan seluruh shalat. 6. Wafat dalam kondisi yang optimal memperindah Akhlak. 7. Wafat setelah membangun beberapa pabrik amal jariyah yang memproduksi pahala selama dan sebanyak mungkin. 8. Wafat setelah melakukan amal jariyah. 9. Wafat setelah membesarkan putera-puteri yang istiqomah dalam kesholehan. 10. Wafat tanpa hutang atau yakin hutangnya pasti terbayarkan atau dimaafkan. 11. ⁠Wafat dalam kondisi tak ada silaturrohim yang terputus. Marilah bersama kita persiapkan kematian mulia tanpa bosan dan putus asa. Ya Rahman, Muliakan akhir hidup kami dengan husnul-khotimah

YBM PLN – DQ Bersinergi Mencerahkan Generasi Masa Depan Penghafal Al Qur’an

Pendidikan merupakan fondasi utama untuk membangun masa depan yang lebih baik, dan hal ini berlaku untuk semua anak tanpa terkecuali, termasuk anak yatim dan dhuafa. Membantu pendidikan mereka bukan hanya soal memberikan akses ke sekolah atau materi pendidikan, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk meraih potensi terbaik mereka. Anak-anak yatim dan dhuafa sering kali menghadapi tantangan yang lebih berat dalam hidup, seperti keterbatasan ekonomi dan kurangnya dukungan emosional, yang dapat menghalangi mereka untuk berkembang secara optimal. Dengan memberikan perhatian khusus pada pendidikan mereka, kita membuka jalan bagi mereka untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, serta memberikan harapan bahwa mereka bisa mencapai kesuksesan meskipun dalam kondisi yang serba kekurangan. Pendidikan yang layak bagi anak yatim dan dhuafa juga berperan penting dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Tanpa dukungan pendidikan yang memadai, mereka berisiko terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diputus. Dengan membantu mereka mendapatkan pendidikan yang berkualitas, kita turut serta dalam membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang dapat meningkatkan peluang hidup mereka. Ini juga menjadi langkah konkret untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial yang ada, sekaligus mendorong terciptanya masyarakat yang lebih adil dan merata, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Lebih dari sekadar investasi untuk masa depan mereka, membantu pendidikan anak yatim dan dhuafa juga berkontribusi pada terciptanya generasi masa depan yang lebih baik untuk bangsa. Anak-anak ini adalah calon pemimpin, ulama, ilmuwan, pendidik, dan profesional di masa depan, yang bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang layak, kita tidak hanya membentuk individu yang kompeten dan berdaya, tetapi juga menciptakan perubahan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, mendukung pendidikan anak yatim dan dhuafa adalah langkah strategis dalam mewujudkan visi besar kita untuk masa depan yang lebih cerah dan berkeadilan. Berangkat dari hal di atas, Yayasan Baitul Maal PLN (YBM PLN) pada Jum’at, 8 November 2024 menyalurkan bantuan melalui Dompet Al Qur’an Indonesia untuk membantu beasiswa pendidikan santri penghafal Al Qur’an di DAFI. Total 30 lebih santri jenjang SMP mendapatkan bantuan beasiswa yang akan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan pendidikan selama di DAFI yang sampai saat ini masih belum terpenuhi. Ustadz Koko Setialan yang merupakan Waka Kesiswaan dari SMP DAFI merasa senang dengan bantuan tersebut, “Alhamdulillah, terima kasih YBM PLN dan Dompet Al Qur’an atas bantuannya. Dengan ini bisa membantu meringankan pesantren dalam memenuhi kebutuhan santri penerima beasiswa pendidikan gratis di DAFI”. Tidak semua santri penerima bisa hadir dalam simbolis penyerahan bantuan dikarenakan sedang dalam program Camp Tahfidz untuk menambah hafalan Al Qur’an para santri. “Tidak apa-apa, yang penting ada yang mewakili dari pihak ustadz/ustadzah yang menerima. Dan yang paling penting para santri ini ke depan lebih semangat lagi dalam belajar dan menghafalkan Al Qur’an”, pungkas Pak Ryan dari Dompet Al Qur’an yang dipercaya YBM PLN dalam menyalurkan bantuan. Masih banyak santri yatim/dhuafa dan berprestasi yang membutuhkan dukungan kita semuanya untuk mewujudkan cita-cita mulia mereka. Mari bergabung menjadi bagian yang turut andil dalam program mewujudkan generasi masa depan Indonesia dengan akhlak Qur’ani dengan sedikit menyisihkan dari rezeki kita untuk mereka. Salurkan infak terbaik untuk generasi masa depan yang Qur’ani melalui:BSI 6677776062An. YPP Darul Fikri Sidoarjo

Totalitas Santri Beasiswa, Menjadi Bagian Penting Panitia dalam Mensukseskan DIFEST Seri ke 7!

Puncak acara DAFI Islamic Festival (DIFEST) seri ke 7 kali ini sukses terselenggara pada Sabtu, 9 November 2024, mengambil lokasi di halaman pesantren DAFI Anggaswangi para panitia menyuguhkan kompetisi dalam kemasan yang luar biasa dengan diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah di Jawa Timur. Tercatat lebih dari 150 peserta hadir didampingi para teman, guru, dan orang tua untuk meramaikan sekaligus memberikan dukungan para peserta dalam berkompetisi pada kegiatan puncak DIFEST seri ke 7 yang mengangkat tema “Show The Intelligent Side of Indonesian Generation and Explore Your Diverse Talent”. Selain kesuksesan berjalannya kegiatan DIFEST seri ke 7 yang menarik banyak perhatian, tak boleh kita lewatkan juga adalah usaha serta kerja keras panitia yang mempersiapkan dengan detail rancangan acara beserta kelengkapannya. Mereka adalah para santri kelas 11 MA DAFI secara keseluruhan yang menjadi panitia penyelenggara. Tak terkecuali santri beasiswa dijenjang kelas 11 MA DAFI juga memberikan kontribusi terbaiknya dalam mensukseskan kegiatan tersebut, diantaranya adalah Zaki Khofifah (Pendanaan), Hanifah Salma (Humas), Fairus Nasya (Pendanaan), Micayla (Perlengkapan), Chika (Wakil Ketua Pelaksana), Falisha Raihana (Pubdekdok). Masing-masing dengan tugasnya sendiri berkolaborasi bersama rekan-rekannya untuk mencapai targetnya. “Masya Allah, tantangan dan pengalaman yang luar biasa tentunya menjadi pengalaman yang berharga bagi saya”, ucap Hanifah yang di kepanitiaan juga membantu di bidang HUMAS. DIFEST menjadi bukti bahwa para santri penghafal Al Qur’an terlebih para penerima beasiswa juga mampu mengaplikasikan pendidikan kepemimpinan dengan menjadi bagian penting dari suksesnya kegiatan ini. “Terima kasih DAFI, teman-teman panitia dan peserta yang memberikan kesempatan serta turut mensukseskan DIFEST seri ke 7 ini semoga ke depan untuk adik-adik kelas kami bisa memberikan yang lebih baik lagi”, pungkas Chika yang juga selaku Wakil Ketua Pelaksana. Kami mengajak para orang baik bersama-sama DAFI membantu dalam memenuhi kebutuhan Santri Beasiswa Penghafal Al Qur’an agar ke depan lebih banyak lagi yang bisa menerima manfaat sehingga teruwujud generasi muda yang rabbani.

Wakaf Mushaf untuk Santri Penghafal Al-Quran Telah Tersalurkan

Alhamdulillah, sebanyak 32 Al-Quran Wakaf telah disalurkan kepada para Santri Penghafal Al-Quran di DAFI. Al-Quran ini nantinya akan menemani setiap aktivitas santri dalam menghafal dan belajar. Para Santri mengucapkan terima kasih kepada para dermawan yang telah berpartisipasi dalam program Wakaf Al-Quran ini. Tak lupa, mereka juga menyampaikan doa supaya para donatur Baziskaf Dafi senantiasa dinaungi keberkahan dan selalu diberi rezeki yang berlimpah dari Allah SWT.

Santri Penerima Beasiswa Baziskaf DAFI Juara 1 MHQ Kabupaten Sidoarjo

Muhammad Faqih Al Zuhdi kelas XII Azhary MA Dafi, yang telah meraih Juara 1 MHQ 30 Juz dalam MTQ ke-31 Kabupaten Sidoarjo pada 9-12 Agustus 2024. Santri Penerima Beasiswa Berprestasi Baziskaf DAFI ini mewakili Kecamatan Sukodono dan berhasil unggul dari peserta lain dari seluruh kecamatan se-kabupaten Sidoarjo. Selanjutnya Faqih akan melanjutkan langkahnya ke ajang MTQ Tingkat Provinsi Jawa Timur mewakili Kabupaten Sidoarjo. Terima kasih kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi dalam program Beasiswa Santri Penghafal Al-Qur’an. Barakallah Fiikum.

Bapak Herman Menjadi Orang Tua Asuh ke-5 Bersama Baziskaf Dafi

MasyaAllah Tabarakallah, Alhamdulillah, Bertambah satu lagi orang baik yang bersedia bergabung bersama kami. Dengan niat yang tulus, Bapak Herman Sudjatmiko, S.T. bersedia mengasuh salah satu santri Yatim-Dhuafa binaan DAFI. Pak Herman menjadi donatur ke-5 yang telah berpartisipasi dalam program Orang Tua Asuh Santri Yatim-Dhuafa Penghafal Al-Quran Baziskaf DAFI. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan yang layak bagi 76 Santri Yatim-Dhuafa melalui pemenuhan IPP 1 santri penuh setiap bulannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan nikmat sehat, melimpahkan rezeki, dan memudahkan segala urusan, serta mendapatkan keutamaan dalam menyantuni anak Yatim untuk Pak Herman sekeluarga.

Muhammad Salman Al-Farisi Nugroho: Kisah Inspiratif Seorang Anak Yatim Penghafal Al-Quran

Muhammad Salman Al-Farisi Nugroho adalah anak yang luar biasa. Seorang anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya pada tahun 2021 karena COVID-19, ketika usianya masih sangat muda, yaitu duduk di kelas 4 SD. Kehilangan ayahnya pada usia yang begitu muda tentu merupakan pukulan berat bagi Salman dan ibunya. Namun, mereka tidak menyerah pada nasib. Ibunya, seorang guru PNS yang tangguh, terus berjuang untuk masa depan anak satu-satunya tersebut Awal Perjalanan Salman Sejak kecil, Salman menunjukkan bakat yang luar biasa dalam membaca Al-Quran. Bacaan Al-Qurannya sangat merdu dan mampu menyentuh hati siapa saja yang mendengarnya. Pada usia yang sangat muda, Salman sudah berhasil menghafal 4 juz Al-Quran. Kemampuannya ini tidak hanya membuat keluarganya bangga, tetapi juga sekolahnya. Saat masih di SD, Salman pernah meraih juara 2 dalam lomba Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) di sekolahnya, mengalahkan banyak peserta lainnya. Kehilangan dan Kebangkitan Ketika ayahnya meninggal, dunia Salman seolah runtuh. Namun, ibunya menjadi sumber kekuatan yang tak tergoyahkan. Dia selalu berkata kepada Salman bahwa ayahnya pasti bangga melihat ketekunan dan keimanannya. Ibu Salman, dengan kasih sayang dan dukungan yang tak terhingga, terus membimbing Salman agar tetap fokus pada pelajaran dan hafalannya. Setelah kepergian ayahnya, ibunya memutuskan untuk memasukkan Salman ke SMP Darul Fikri Sidoarjo, sebuah pesantren yang dikenal dengan program hafalan Al-Qurannya yang kuat. Ibu Salman memiliki harapan besar bahwa Salman dapat menyelesaikan hafalan 30 juznya selama mondok di sana. Kehidupan di Pesantren Di pesantren, Salman dikenal sebagai anak yang tekun, rajin, dan taat beribadah. Dia tidak hanya mengikuti semua kegiatan wajib di pesantren, tetapi juga melaksanakan shalat sunnah dengan penuh keikhlasan. Para guru di pesantren sangat menyukai sikap sopan dan hormat Salman. Dia selalu menunjukkan adab yang baik terhadap semua orang, baik kepada teman-temannya maupun kepada para gurunya. Salman menghabiskan banyak waktunya untuk mengulang hafalan dan memperdalam ilmu agama. Setiap pagi sebelum fajar, dia sudah bangun untuk melaksanakan shalat tahajud dan mengulang hafalan Al-Qurannya. Ketekunannya ini membuahkan hasil yang luar biasa. Satu demi satu, juz demi juz, Salman berhasil menambah hafalannya. Harapan dan Cita-cita Ibunya selalu berdoa agar Salman dapat menyelesaikan hafalan 30 juz Al-Quran selama mondok di pesantren. Bukan hanya untuk kebahagiaan dirinya sendiri, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi ayahnya yang sudah tiada. Ibu Salman percaya bahwa setiap ayat yang dihafal oleh Salman akan menjadi cahaya bagi ayahnya di alam kubur. Salman juga memiliki harapan yang besar. Dia ingin menjadi seorang hafidz Al-Quran yang bisa memberikan kebahagiaan kepada ibunya dan juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia ingin menunjukkan bahwa meskipun hidup tidak selalu mudah, dengan tekad, doa, dan usaha yang keras, kita bisa mencapai apa yang kita impikan. Akhir yang Bahagia Salman terus menjalani hari-harinya di pesantren dengan penuh semangat. Dia semakin dekat dengan cita-citanya untuk menghafal 30 juz Al-Quran. Ibunya selalu mendukungnya dengan doa dan cinta tanpa batas. Setiap kali bertemu dengan ibunya, Salman selalu berkata bahwa dia akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan ibunya dan membuat ayahnya bangga. Kisah Muhammad Salman Al-Farisi Nugroho adalah bukti bahwa ketekunan, doa, dan dukungan keluarga dapat mengatasi segala rintangan. Meskipun kehilangan ayahnya pada usia yang sangat muda, Salman mampu bangkit dan terus berjuang untuk mencapai impiannya. Semoga kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak pernah menyerah, meskipun hidup penuh dengan tantangan.