Dahsyatnya Ramadan!

22 SYA’BAN 1446 H QS. AL BAQARAH : 183-187 Bismillah, Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu. Saudaraku sekalian, Ramadan adalah kado istimewa dari Allah SWT untuk umat Islam. Tentu orang yang sangat berbahagia dengan kehadirannya adalah yang paling siap membuka atau memanfaatkan kado itu dengan memaksimalkan ibadah & taat. Yang beribadah dengan sempurna sejalan dengan tuntutan Ramadan adalah mereka yang berpeluang sukses mencapai tujuan Ramadan. Tujuan ibadah Ramadan adalah mencapai taqwa/ketaqwaan sebagai jalan menuju taqwa, maka di bulan Ramadan Allah Swt,  menyertakan sarana pencapaiannya berupa : Kewajiban berpuasa, yang disandingkan dengan sunnah shalat Tarawih. penghapusan dosa pelipat gandaan pahala pembelengguan setan peluang menjumpai Lailatul Qadar. Merujuk QS. Al Baqarah 183 – 187, minimal ada dapat 4 proyek yang harus kita realisasikan dengan serius di bulan Ramadan : Puasa Bulan Ramadan dikenal dengan sebutan “Bulan Puasa” atau Syahrus Shiyaam, karena puasa adalah inti dari ibadah Ramadan. Puasa menjadikan kita sehat secara jiwa, raga serta fikiran, sehingga ketaqwaan lebih mudah teraih. Tilawah  Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Karena itu, tilawah semaksimal mungkin adalah ibadah yang sangat singkron dalam rangka memperindah puasa kita. Dengan banyak tilawah, insyaAllah peluang untuk dijumpai oleh Lailatul Qadar akan terealisasi. Banyak Berdoa Allah berjanji akan mengabulkan semua permohonan kita di bulan Ramadan. Karena itu manfaatkan untuk beristighfar minta ampun atas seluruh dosa, minta untuk tidak dimampukan lagi melakukan dosa, dan menyetor semua keinginan kita dari yang paling “sulit” hingga yang paling “ringan”. Lalu, biarkan Allah memilih mana diantara semua keinginan yang cocok untuk terwujud pada diri kita. Mesra Terhadap Pasangan. Saat setan dibelenggu, neraka ditutup dan surga sebagai bakal rumah kelak sedang mengakrabi kita dengan menghiasi dirinya di bulan Ramadan, maka manfaatkan peluang itu  untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan. Jadikan rumah kita adalah surga yang sedang  dihias. Sebab sesempurna apapun keadaan atau kedudukan kita, tetapi bermasalah dengan pasangan, maka kita hanyalah manusia yang tak utuh lagi. Allah mengatakan akan menyampaikan pahala puasa secara langsung pada yang berpuasa. Karena itu, berpuasalah dengan sempurna sesuai rukun dan syaratnya, agar kita malu padaNya, saat pahala dibagikan. Ya Rahman…, Jadikan kami orang yang Engkau pilih untuk serius menjalani ibadah Ramadan agar kelak kami bahagia dengan gelar “TAQWA” . KH. Muhammad Shaleh Drehem, LcPengasuh DAFI Pesantren Al-Qur’an Science

Jadikan Ananda Sebagai “Manusia Surga” (Part 2)

BismillahAlhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu. Saudara sekalian, Mengasuh anak adalah amanah besar yang diberikan Allah SWT kepada setiap orang tua. Berikut ini adalah tipe tipe anak yang terbentuk melalui berbagai pola asuh : Pengasuhan anak secara Islam harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun generasi Qurrotu A’yun yang berakhlak mulia dan taat kepada agama, Abdullah Nasich Ulwan dalam kitab “Tarbiyatul Aulad” menyampaikan bahwa selain memberikan keteladan, penyampaian kata secara hikmah dan doa khusyu’, dari orang tua (pendidik) pada anak, maka hendaknya pendidikan anak diarahkan untuk memaksimalkan : Ya Rahman,Jadikan putra putri kami sebagai Qurrata A’yun bagi kedua orang tuanya. K.H. Muhammad Shaleh Drehem, Lc Pengasuh DAFI Pesantren Al Qur’an Science

Jadikan Ananda sebagai Manusia Surga

Bismillah,Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu. Saudara sekalian, Orang tua yang beriman tak pernah bosan dan lelah memohon kepada Allah agar dikaruniai anak yang shalih – shalihah dan kelak masuk surga bersama keluarganya. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا “Ya Rabb kami, jadikanlah istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqan : 74) Orang tua, tak boleh tersesat dan kehilangan kendali pendidikan, sehingga tak bisa menjadi penunjuk jalan bagi putra putrinya menuju surga. Dengan cara apa orang tua menjadikan putra putrinya sebagai Manusia Surga? Dengan Ilmu Agama Islam Tidak cukup hanya dengan bercita-cita dan berdoa agar putra putri menjadi Manusia Surga, tapi harus disertai ikhtiar yang maksimal dengan mengajari ilmu agama Islam. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu (agama) maka Allah akan memudahkannya jalan menuju surga.” (HR. Bukhari) Dengan Amal Shalih Surga harus ditempuh dengan amal shalih. وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ “Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang terlebih dahulu kamu kerjakan”. (QS. Az-Zukhruf : 72) Amal shalih yang paling penting untuk dijalankannya adalah pembiasaan melakukan shalat lima waktu. “Perintahkan anak agar menjalankan shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka bila enggan menjalankan shalat pada usia sepuluh tahun, dan pisahkan dia dari tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud) Mendidik dengan penuh kesabaran Bersabar mendidik anak, merupakan ikhtiar yang sangat menentukan dalam mencetak Manusia Surga. Saat ini putra putri kita dihadapkan dengan berbagai fitnah, seperti pergaulan bebas, ponsel dan perangkat lainnya yang melalaikan. Berharap putra putri menjadi Manusia Surga, tentu orang tua harus memperhatikan gerak-gerik anaknya, dan selalu menasihati dengan sabar agar meninggalkan perbuatan yang menyebabkan dirinya masuk neraka. “(Jalan menuju) surga itu dipenuhi dengan hal-hal yang tidak disukai, sedangkan (jalan menuju) neraka dipenuhi dengan berbagai kenikmatan yang disenangi oleh syahwat.” (HR. Muslim) Mengingatkan pada kehidupan sesudah kematian Beriman kepada hari akhir adalah bagian dari rukun iman yang harus di-imani oleh setiap kaum muslimin termasuk putra putri kita. Sangat penting menjelaskan tentang surga dan neraka, agar putra putri kita bersemangat dan termotivasi untuk mendekat pada kenikmatan abadi di surga dan berlari jauh dari siksa neraka. Orang tua yang sukses sebagai pendidik adalah mereka yang tak jemu memikirkan kesuksesan putra putrinya di dunia untuk meraih kesuksesan di akhirat (surga). Ya Rahman,Jadikan putra putri kami sebagai qurrota a’in bagi kedua orang tuanya. Yuk dukung bersama pendidikan santri yatim/dhuafa penghafal Al Qur’an!

Hal-Hal yang Dimakruhkan Dalam Sholat (Part 2)

Sholat Berjamaah

Termasuk juga perkara-perkara yang dimakruhkan dalam shalat adalah sebagai berikut: 3. Mengikat atau mengumpulkan rambut dan menyingsingkan ujung pakaian ditengah-tengah sholat. Berdasarkan keterangan dari Abi Rofi’, ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam melarang seorang laki-laki sholat dalam keadaan rambutnya terikat.” (HR. Ibnu Majah). Para ulama menjelaskan, bahwa larangan ini dikhususkan bagi laki-laki saja. Hendaknya ia meninggalkan atau membiarkan rambutnya sujud bersamanya. Larangan ini juga berlaku untuk orang yang disibukkan dengan rambutnya ketika sholat, yaitu mengumpulkan atau menyingkapnya. Kemudian juga disebutkan dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: أمرت أن أسجد على سبعة أعظم ولا أكف ثوباً ولا شعراً “Aku diperintahkan bersujud diatas tujuh bagian anggota badan, dan aku tidak mengumpulkan (menyingkap, menyingsingkan) pakaian dan rambut.” (HR. Bukhori dan Muslim) Namun yang disunnahlkan adalah meninggalkan pakaian terjulur dengan sendirinya. Hikmah dari larangan ini adalah agar kita tidak tersibukkan dengan hal-hal tersebut ketika sholat. Dan menyingkap pakaian serta mengumpulkan rambut ketika sholat menunjukkan gestur kesombongan. 4. Shalat bersamaan dengan telah tersajinya makanan dan sangat ingin menyantapnya. Tentunya hal ini dapat membuat diri tersibukan dengan memikirkan hal tersebut dan kehilangan konsentrasi dalam shalat. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu ma ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: إذا وضع عشاء أحدكم وأقيمت الصلاة، فابدؤوا بالعشاء ولا يعجل حتى يفرغ منه “Apabila makan malam salah seorang di antara kalian telah tersaji, sedangkan sholat telah ditegakkan, maka mulailah (dahulukan) makan malam tersebut. Dan janganlah ia tergesa-gesa sampai selesai menyantap makanan tersebut.” (HR. Bukhori dan Muslim). 5. Shalat dalam keadaan mengantuk berat, menahan kencing dan buang air besar. Karena dalam keadaan ini, tidak mungkin seseorang bisa maksimal dalam memberikan hak shalat yaitu khusyu’ dan menghadirkan hati. Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda, لا صلاة بحضرة طعام، ولا هو يدافعه الأخبثان”. أي البول والغائط “Tidak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan, tidak pula bagi orang yang menahan dua hal yang kotor (kencing dan buang air besar).” (HR. Muslim: 560) Kemudian keterangan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: إذا نعس أحدكم – وهو يصلي – فليرقد حتى يذهب عنه النوم، فإن أحدكم إذا صلى وهو ناعس،لا يدري لعله يستغفر فيسب نفسه “Apabila salah seorang di antara kalian mengantuk dan ia dalam keadaan shalat, maka hendaknya ia tidur terlebih dahulu sampai hilang rasa kantuknya. Karena apabila salah seorang di antara kalian tetap shalat, sedangkan ia dalam keadaan mengantuk, ia tidak tahu, mungkin ia bermaksud meminta ampun, namun ternyata malah mencela dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) Alhamdulillah demikianlah beberapa perkara yang dimakruhkan dalam shalat, walaupun tidak semuanya bisa kita sebutkan. semoga bermanfaat. Madinah, 16 Rajab 1446 H / 16 Januari 2025 Ustadz Muhamad Pino Bahari – Pengajar DAFI Pesantren Al Qur’an Science / Mahasiswa Universitas Islam Madinah Referensi:

Hal-Hal Yang Dimakruhkan Dalam Sholat (Part 1)

Kaidah: Segala sesuatu yang menyelisihi perkara sunnah dalam sholat, maka masuk dalam cakupan makruh. Sedangkan pengertian makruh dalam hal ini adalah: segala sesuatu yang berpahala apabila ditinggalkan oleh orang yang sholat, namun tidak ada hukumannya jika dilakukan. Contohnya meninggalkan takbir intiqol adalah perkara yang makruh, karena melakukannya termasuk sunnah dalam sholat. Contoh lainnya adalah tidak membaca do’a iftitah. Namun ada perkara lain yang disunnahkan untuk dijauhi, dan makruh apabila dilakukan oleh orang yang sholat, diantaranya adalah: 1. Menoleh saat sholat dengan memalingkan leher dan wajah tanpa adanya keperluan. Abu dawud meriwayatkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: لا يزال الله عز وجل مقبلاً على العبد في صلاته ما لم يلتفت، فإذا التفت انصرف عنه “Allah akan senantiasa menghadap hambanya ketika sholat selama dia (hamba) tidak memalingkan wajahnya, apabila dia berpaling, maka Allah akan berpaling darinya”. (HR. Abu Dawud. 909). Kemudian Nabi shallallahu ‘alai wa sallam ketika ditanya oleh ‘Aisyah mengenai berpaling, lantas beliau menjelaskan: هو اختلاس يختلسه الشيطان من صلاة العيد “Itu adalah pencurian yang dilakukan oleh syaitan dari sholat seorang hamba”. (HR. Bukhari. 718). Selain itu, menoleh ketika sholat juga bertentangan dengan  sifat khusyu dalam sholat. Adapun jika ada keperluan untuk menoleh seperti mengawasi musuh dalam sebuah peperangan, maka tidak dihukumi sebagai hal yang makruh. Hal ini sebutkan dalam sebuah hadits yang diriwatkan oleh Abu Dawud. Namun ini dikhususkan apabila seseorang menoleh dengan hanya memalingkan wajah atau leher, apabila menoleh dengan memalingkan dada sehingga berpaling dari arah kiblat, maka sholatnya batal karena meninggalkan rukun sholat, yaitu menghadap arah kiblat. Adapun mencuri pandangan dengan mata tanpa menoleh, maka tidaklah mengapa. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. 2. Memandang ke arah langit. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Nabi shallallahu ‘alai wa sallam bersabda: ما بال أقوام يرفعون أبصارهم إلى السماء في صلاتهم؟ ثم قال: لينتهن عن ذلك أو لتخطفن أبصارهم “Mengapa orang-orang mengangkat pandangan mereka ke langit ketika mereka sholat?” Kemudian beliau berkata: “Hendaklah mereka benar-benar berhenti melakukan hal itu (memandang ke langit), atau pandangan mereka akan dicabut selamanya” (HR. Bukhari. 717). Bersambung in sya Allah. Semoga Allah merahmati kita semuanya. Madinah, 10 Rajab 1446 H / 10 Januari 2025 Ustadz Muhamad Pino Bahari – Pengajar DAFI Pesantren Al Qur’an Science / Mahasiswa Universitas Islam Madinah Referensi:

Kematian Mulia

Renungan Jum’at pagi 13 JUMADIL-AWWAL 1446 H QS.AR-RA’DU 19-24 Bismillah Alhamdulillah was sholaatu was salaamu ‘ala Rasulillah wa aalihi wa shohbihi wa man waalaahu Saudara sekalian, Kita semua berjalan menuju kematian, Setiap detik dari hidup adalah selangkah menuju kematian, Menuju kematian mulia memerlukan ilmu, kesadaran, persiapan dan perjuangan. Berikut contoh-contoh kematian mulia, antara lain : 1. Wafat syahid dijalan Allah. 2. Wafat tanpa syirik dan tanpa durhaka kepada ibu dan bapak. 3. Wafat setelah bersabar menderita penyakit yang lama. 4. Wafat setelah atau saat beribadah atau beramal shaleh kepada Allah. 5. Wafat setelah mengoptimalkan kesempurnaan seluruh shalat. 6. Wafat dalam kondisi yang optimal memperindah Akhlak. 7. Wafat setelah membangun beberapa pabrik amal jariyah yang memproduksi pahala selama dan sebanyak mungkin. 8. Wafat setelah melakukan amal jariyah. 9. Wafat setelah membesarkan putera-puteri yang istiqomah dalam kesholehan. 10. Wafat tanpa hutang atau yakin hutangnya pasti terbayarkan atau dimaafkan. 11. ⁠Wafat dalam kondisi tak ada silaturrohim yang terputus. Marilah bersama kita persiapkan kematian mulia tanpa bosan dan putus asa. Ya Rahman, Muliakan akhir hidup kami dengan husnul-khotimah